Pages

Senin, 16 Mei 2011

ASI Adalah Anugerah Ibu Dan Bayi

ASI Adalah Anugerah Ibu Dan Bayi

Fenomena ini masih sering aku temukan. Seorang ibu yang menganggap bahwa susu formula jauh lebih spectaculer dibanding dengan ASI. Entah mereka benar-benar tidak tau atau pura-pura tidak tau. Padahal berbagai media masa begitu gencar dengan program-program pengaktifan kembali fungsi ASI. Tak ketinggalan serentetan tenaga kesehatan khususnya bidan digerakkan pada barisan pertama sebagai motivator dan fasilitator gerakan”ASI eksklusif”. Ironis memang, penyakit yang satu ini telah menjangkiti masyarakat, tak hanya mereka yang awam tetapi juga mereka yang mengaku bergelar sarjana bahkan lebih ditunjang dengan sosial ekonomi menengah ke atas.

Alasan yang simple sering saya dengar dan saya tangkap dari gerak tubuh mereka tapi cukup meninggalkan getir di hati ….”PRESTISE SOSIAL’…Yah, dengan alasan tersebut mereka rela melepas tambang-tambang emas anak cucu mereka. Maksud hati ingin memberikan seonggok emas sebagai wujud cinta tapi taukah kawan? bahwa engkau ternyata telah tertipu. Bukan emas yang kalian berikan tapi malah besi berbalut kuningan. Entahlah tapi hasil sementara survey yang saya dapatkan beberapa dari mereka merasa lebih mentereng ketika mampu membelikan susu-susu kaleng dengan harga puluhan bahkan ratusan ribu rupiah. Mereka punya asumsi bahwa susu formula yang mahal mampu meningkatkan stusus sosial mereka dimasyarakat. Apalagi saat-saat pertemuan ibu-ibu dalam posyandu yang tabiat wanita selalu ingin bercerita tak lepas dari konteks ini. Ketika ada yang bertanya…putra ibu minum botol ya???dengan bangga mereka menjawab: iya buk,abis anaknya nggak mau ASI, alhamdulillah bapaknya kemarin abis gajian bawain susu merek A, itu lo yang kayak di TV….mahal lo bu….!
Sungguh wahai orang tua… tak lepas engkau seorang ayah ataupun seorang ibu. Mindset seperti inlah yang nantinya akan menjadi bumerang untuk generasi kita. Generasi yang akan jadi qurota”ayun (penyejuk pandangan) bagi kita. Justru cara pikir yang seperti ini yang menjadikan pemutus harapan-harapan itu. Perlahan tapi pasti upayakan untuk memupus pikiran seperti ini. Tak segalanya yang serba mahal mempunyai kualitas yang lebih baik. Dan begitu juga sebaiknya tak selamanya yang serba gratis adalah sampah. Berusahalah untuk meyakinkan pada diri kita bahwa ASI adalah makanan terhebat yang diciptakan Allah untuk anak-anak kita. Sekali lagi, Jangan jadikan keegoisan kita ataupun pola pikir kita membuat anugrah terindah ini menjadi anugrah yang terdholim. Mulailah dari sekarang untuk membuka pikiran-pikiran yang sempit menjadi lebih luas.Pupuk motivasi-motivasi itu dengan terus belajar bagaimana mendidik amanah terindah ini…..so….mau jadi orang tua yang seperti apakah anda?

Iklan Untuk Diklik

Cari Materi Disini